Minggu, 03 Maret 2013

Voucher Hotel

%Tiket %PesawatMurah
Kami juga menyediakan beberapa voucher hotel untuk beberapa daerah berikut. 
Untuk lebih lanjut harap menghubungi customer service kami:
* VOUCHER HOTEL SURABAYA
* VOUCHER HOTEL LOMBOK
* VOUCHER HOTEL MALANG
* VOUCHER HOTEL BATU

* VOUCHER HOTEL ACEH

* VOUCHER HOTEL TRETES
* VOUCHER HOTEL BANDUNG I
* VOUCHER HOTEL SEMARANG
* VOUCHER HOTEL SOLO
* VOUCHER HOTEL KEDIRI
* VOUCHER HOTEL JAKARTA
* VOUCHER HOTEL YOGYAKARTA
* VOUCHER HOTEL SUMATERA
* VOUCHER HOTEL BANJARMASIN
* VOUCHER HOTEL SULAWESI
* VOUCHER HOTEL BANDUNG II

 
VOUCHER HOTEL BALI
* KUTA
* SANUR
* SEMINYAK
* TUBAN AREA
* UBUD
* ULUWATU
* NUSA DUA
* DENPASAR
* TANJUNG BENOA
* LEGIAN
* JIMBARAN

 
TERMS & CONDITIONS VOUCHER HOTEL
• Reservasi dilakukan maksimal 2 x 24 jam ( jam kerja hari senin – sabtu pukul 07.00 – 20.00 ) sebelum tanggal cek in untuk memastikan reservasi anda di setujui.kami akan memberitahukan anda selambat – lambatnya 1 x 24 jam melalui email / telp / fax
• Semua order berlaku bagi warga negara indonesia & warga negara asing pemegang KIMS / KITAS
• Harga dapat berubah sewaktu – waktu mengikuti harga yang dikeluarkan pihak hotel dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada anda sebelum order dibuat.
• Harga kamar yang di pesan adalah harga nett sudah termasuk pajak & servis kecuali biaya charge untuk pengantaran oleh kurir kami ke tempat anda
• Pembayaran terhadap order yang di pesan adalah full payment & dapat di lakukan melalui tranfer bank yang tercantum di halaman depan website kami.selambat – lambatnya 2 x 24 jam sebelum cek in.harap bukti pembayaran di kirim melalui  email ke treengtravelindo@yahoo.com
• Setelah pembayaran di lakukan & bukti pembayaran sudah dikirim.Voucher Hotel yang anda booking akan kami kirim melalui email ke alamat email anda.
• Jika pembayaran belum dilakukan sebelum batas pembayaran maka costumer service kami akan langsung membatalkan order yang telah anda pesan.
• Pembatalan order maksimal 3 x 24 jam atas order yang telah anda pesan maka akan dikenakan cherge sebesar satu malam untuk setiap tipe & jumlah kamar yang telah di pesan oleh anda.
• Pembatalan atas order dibawah 3 x 24 jam maka dianggap Hangus dan bukan menjadi tanggung jawab kami.
• Nama di dalam voucher harus warga negara indonesia atau pemegang KIMS / KITAS, jika terjadi penolakan pada saat cek in maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemesan
• Kenyamanan anda pada saat di hotel tujuan sepenuhnya merupakan tanggung jawab & service dari pihak manajemen hotel.
• Jika anda menginginkan penambahan hari yang tidak direncanakan sebelumnya, Maka anda dapat mengontak costumer service kami. dengan sistem pembayaran tranfer langsung ke rekening kami.staff kami akan langsung menindak lanjuti pesanan anda dalam waktu selambat – lambatnya 1 x 24 jam
• Hal – hal lain yang belum tercantum & ingin di tanyakan, staff kami akan selalu berkomitmen memberikan pelayanan profesional & terbaik.


Hubungi kami
Treeng Travelindo
0651-7557213 / 085297667117

Minggu, 24 Februari 2013

Bepergian dengan Atjeh Tram Tempo Doeloe

Atjeh Tram, Riwayatmu Kini

Atjeh Tram" di atas jembatan "Demmeni"
di Kutaraja (Banda Aceh), sekitar tahun 1895.
Sumber foto : KITLV Leiden
Mulanya, transportasi kereta api di Aceh yang dibangun Belanda sebatas untuk mengangkut logistik perang dan para serdadu. Tapi lambat laun, penumpang sipilpun diangkut. Pada 29 Desember 1919, kereta api dari Medan menuju Koetaradja ( Banda Aceh ) dan arah sebaliknya, diresmikan penggunaannya. Sayangnya, tahun 1982, penggunaan kereta api sebagai alat transportasi resmi dihentikan di Aceh karena terus merugi. Tetapi pada tahun 2000, pembangunan rel kereta api kembali mulai dikerjakan. Dua belas tahun kemudian, tak ada tanda-tanda rel kereta api bakal selesai. Pemerintahan Aceh yang baru pun terkesan ogah melanjutkannya, bahkan akan mengalihkan dana pembangunan rel kereta api untuk pembangunan irigasi.

Sementara kereta api sedang jalan, orang bisa melompat turun, kencing sebentar dan bersuci dengan daun lantas melompat lagi ke atas gerbong meneruskan perjalanan. Ini bukan isapan jempol, tapi sungguh-sungguh terjadi di Aceh di mana kereta api hanya mampu merangkak 25 Km per jam. Tidak aneh, sebab seluruh onderdil, rel, gerbong dan lok yang ada kecuali 8 lok diesel mini sumbangan Frans Seda dan 10 lok pampasan dari Jepang masih warisan ASM (Atjehs Staatsspoormaatschappij) se abad yang lalu. 
Sementara tahun berganti tahun, sudah lama kereta api tidak menjadi alat angkutan darat yang terpenting di Aceh. Seperti dikatakan Kepala PNKA (Perusahaan Negara Kereta Api) Eksploitasi Aceh, M, Djunaed yang hanya mampu mengumpulkan uang karcis 2 juta rupiah tiap bulan, "sekarang saingan datang dari jalan raya". Maksudnya: bis, trek dan mobil-mobil lain. 
Peresmian rel kereta api di Bereuenun, Pidie, 15 Juni 1906. Foto: Koleksi KITLV
Demikian dilaporkan Majalah Tempo pada edisi Oktober tahun 1972. Sesungguhnya laporan itu tidak berlebihan. Demikianlah adanya. 
Laporan pandangan mata itu dituliskan dengan begitu apiknya oleh empat wartawan Tempo yang waktu itu berkunjung ke Banda Aceh untuk meliput kegiatan Pekan Kebudayaan Aceh ke-2. Keempat wartawan itu,  Chairul Harun, Zakaria M.Passe, Burhan Piliang dan E.Bachri Sikum.
 
Masih dalam laporannya, para wartawan Tempo itu melukiskan kondisi trasportasi dan infrastruktur Aceh kala itu. 
Keadaan jalan-jalan raya dan jalan propinsi juga tidak berbeda banyak seperti ketika ditinggalkan Belanda, yang membuatnya semata-mata untuk mengangkut serdadu. Begitu juga jaringan kereta api. Itu sebabnya yang terbaik hanyalah jalur-jalur sepanjang pesisir Timur, yang menghubungkan Banda Aceh dengan Medan. Jalan-jalan ke pedalaman belum sempat difikirkan di tengah kesibukan baku tembak dan baku tikam. Begitu pula waktu T. Daud Beureuh. mulai menghunus rencongnya, tidak sedikit rel dan gerbong kereta menjadi mangsa api, sementara tiap tahun banjir menggilas jalan raya antara Langsa dan Lhokseumawe. Pemandangan ini lah yang terpampang di depan mata Pemda dan BPPA, ketika mereka berniat membangun landasan ekonomi daerah ini, 4 tahun lalu. Serta merta dibidiklah sasaran pembangunan jangka pendek tubuh Aceh yang penuh balur-balur perang: membangun prasarana, sebagai "urat nadi" pembangunan ekonomi.
Empat tahun berlalu, tapi wajah Aceh tetap belum banyak berubah. Gubernur Aceh sendiri kalau mau melawat ke Aceh Tenggara, lebih senang terbang dulu ke Polonia, kemudian naik mobil dari Medan ke Kutacane yang hanya menelan waktu 2 jam. Kalau ditanya apa sebabnya, tanpa tedeng aling-aling Muzakkir Walad hanya berkata "masih banyak yang begini-begini" sembari tangannya meliak-liuk melukiskan keadaan jalan. Atau menurut istilah orang-orang Aceh, "jalan-jalan di daerah masih banyak yang keriting". Dan di antara penggalan-penggalan jalan negara yang masih keriting dari 364 jembatan baru 120 buah selesai diperbaiki tahun ini, 12 biji atas biaya Pertamina.
Dari Atjeh Tram ke Atjeh Staats Spoorwegen ke Trans Sumatera Railway Development
Stasiun Kutaraja, 1895. Foto Koleksi Tropen Museum
Transportasi kereta api di Aceh pada awalnya dibangun Belanda sekitar tahun 1882 dengan nama Atjeh Tram (AT).  Perusahaan kereta api ini pada mulanya dibangun sebagai sarana mengangkut peralatan militer dari pelabuhan Ulee Lheue ke Kutaradaja – nama Banda Aceh saat itu.
Gerbong-gerbong kereta Atjeh Tram saat itu didatangkan dari Jerman. Rel-rel kereta yang dibangun menyatukan jalur menuju benteng pertahanan Belanda yang satu dengan yang lainnya. Selain mengangkut serdadu dan logistik seperti kuda dan juga peralatan tempur lainnya, Belanda juga punya kepentingan untuk terus memperkuat pertahanannya dengan mengawasi seluruh kawasan yang dilintasinya.
Pada tanggal 26 Juni 1874 rel kereta api pertama dibangun di kawasan  pelabuhan Ulee Lheue ke Kutaraja dengan rel kereta api sepanjang 5 km dan lebar spoor (rel) 1,067 m. Pada Agustus 1876, jalan kereta api Ulee Lheue resmi dibuka untuk umum dengan menghabiskan biaya 540.000 gulden.
Tahun 1885, jalur kereta api diteruskan hingga  Gle Kameng-Indrapuri, namun hanya mampu mencapai Lambaro dengan alasan keamanan. Lebar spoor dikurangi menjadi 0,75 m dengan panjang 16 km. Tahun 1886 dibuka jalur dari Kutaraja menuju Lamnyong. Kemudian dibangun juga jalur dari Krueng Cut menuju rumah sakit militer di kawasan Pante Pirak. Jalur ini digunakan untuk membawa orang luka dan sakit dari pos militer ke luar Aceh.

Kereta pengangkut jenazah untuk para serdadu Belanda. Foto : Koleksi Tropen Museum

Pembangunan salah satu ruas rel kereta di kawasan Sigli, sekitar tahun 1910. Foto : Koleksi Tropen Museum
Tak jarang rel-rel juga gerbong kereta milik Belanda ini diledakkan atau diserang oleh para pejuang Aceh. Seperti tercatat pada 28 Januari 1889, sebuah granat diledakkan para pejuang Aceh di lintasan rel kereta api di kawasan Lamara yang menuju ke Lampenerut. Tak hanya itu, jembatan kemudian juga dibakar. Akibat kejadian ini, Belanda memutuskan untuk tidak menyambung rel kereta ke beberapa kawasan karena kerusakan yang berulang kali akibat serangan para pejuang Aceh. Alasan lain, para pekerja yang didatangkan dari Jawa dan juga para serdadu yang mengawasi pembangunan rel sering mendapat serangan dari para pejuang Aceh.

Stasiun Kereta di Indrapuri, Aceh Besar, 1898. Foto: Koleksi Tropen Museum

Pasukan Marsose di kawasan rel kereta di Sigli, sekitar tahun 1900-an. Foto Koleksi: Tropen Museum
Bulan Januari 1898, jalur kereta api sepanjang 18 km diperpanjang hingga mencapai Seulimum dan dimanfaatkan untuk umum. Tahun 1900, Gubernur Van Heutzs merencanakan perluasan jalur kereta api Seulimuem-Sigli-Lhokseumawe. Biaya ditaksir untuk membangun jalur ini sebesar 3 juta gulden, biaya terbesar untuk membuat lintasan di pegunungan yang sangat berat. 
Tanggal 15 September 1903 jalur Beureunun – Lameulo sepanjang 5 km siap dikerjakan dan dibuka untuk umum. Tahun 1912, pertemuan jalur kereta api lintasan Deli Pangkalan Berandan - Aceh dimulai. Di tahun yang sama, jalur kereta api Langsa - Kuala Simpang resmi dibuka untuk umum
Pada tahun 1916, ketika situasi di Aceh sudah mulai benar-benar dapat dikuasi Belanda, pengawasan kereta api tidak lagi di bawah kekuasaan militer, tapi sudah mulai ditangani pihak sipil. Seiring itu, nama Atjeh Tram kemudian berganti nama menjadi Atjeh Staats Spoorwegen (ASS). Singkatan ini kemudian diplesetkan pada zaman itu menjadi Asal Sampai Sadja (ASS).
Pembanguan rel kereta mendatangkan pekerja dari Jawa. Foto diambil sekitar tahun 1910. Foto: Koleksi Tropen Museum, Belanda.
Pada 29 Desember 1919, persambungan kereta api Deli Spoorweg Maatschappij dengan lintas Aceh diresmikan pemakaiannya. Total panjang jalur kereta api Aceh 450 km dengan total biaya 23 juta gulden. Perjalanan dari Medan menuju Kutaraja ( Banda Aceh) memakan waktu 2 hari perjalanan.
Setelah Indonesia merdeka, transportasi kereta api di Aceh terus digunakan. Tetapi, pada tahun 1982, transportasi kereta Aceh resmi tidak beroperasi lagi di Aceh, karena terus merugi. Kereta api tidak mampu bersaing dengan sarana transportasi jalan raya yang sudah semakin baik kala itu. Ditambah lagi, onderdil kereta api semakin sulit dicari, karena banyak gerbong dan loko merupakan peninggalan zaman Belanda. 
Ketika Dana Pembangunan Rel Kereta Api Aceh (akan) Dialihkan
Pascareformasi 1998, BJ Habibie presiden kala itu mengeluarkan janji politik kepada masyarakat Aceh. Salah satu janjinya menghidupkan kembali  jalur kereta api. Pasca janji tersebut, pada tahun 2002 dibuatlah Rencana Umum Pengembangan Kereta Api Sumatera, yang merupakan hasil kesepakatan Gubernur se-Sumatera. 
Program Perkeretaapian Aceh merupakan bagian dari program Trans Sumatera Railway Development. Pembangunan jalan kereta api Aceh dianggap solusi tepat saat ini dan juga di masa depan, di mana angkutan kereta api ini bersifat massal, murah, aman dan efektif. Pembangunan kembali jaringan pelayanan kereta api Aceh diyakini memberikan dampak positif bagi masyarakat khususnya masyarakat Aceh.
Pelayanan tersebut akan semakin membuka dan menghubungkan kota-kota di Aceh dengan kota-kota di Sumatera Utara. Lintas jaringan tersebut juga nantinya akan terhubung dengan jaringan baru yang menghubungkan kota-kota di provinsi Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Lampung dalam satu kesatuan sistem Trans Sumatera Railway.
Tetapi apa lacur, beberapa jalur yang sudah mulai dibangun seperti jalur di lintasan Kabupaten Bireuen menuju Lhokseumawe sepanjang 14 kilometer, dibongkar karena dinilai mengganggu lintasan jalan raya yang akan dilebarkan.
'Monumen" Atjeh Tram di Banda Aceh, Foto diambil Juli 2012. Foto: Raihan Lub
Di Lhokseumawe, pembangunan rel kereta api ditolak mentah-mentah oleh anggota DPRK Lhokseumawe. Itulah sebagian kecil dari carut marutnya pembangunan rel kereta api di Aceh. Harusnya, jika berjalan sesuai rencana, maka pembangunan rel kereta api Aceh selesai pada tahun 2012 ini.
Anggaran yang telah digelontorkan menjadi sia-sia. Padahal, pembangunan transportasi kereta api ini bukan tanpa alasan. Pengembangan ekonomi, wilayah dan pengembangan transportasi sebenarnya menjadi alasan yang cukup kuat . Sayangnya, memang pada saat keputusan pembangunan kembali jaringan kereta api dilahirkan, kebijakan pembangunan Aceh dalam situasi yang sarat dengan kepentingan politis.
Ironinya, pada pekan lalu, Gubernur Aceh, Zaini Abdullah meminta agar dana yang selama ini dianggarkan pusat untuk pembangunan transportasi kereta api, akan dialihkan untuk pembangunan irigasi yang sangat dibutuhkan petani di Aceh. Permintaan Zaini tersebut disampaikan secara khusus saat diterima Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Prof Armida Alisjahbana.
"Tiap tahun kita hanya melihat rel kereta api-nya saja, tanpa pernah tahu kapan akan dilintasi kereta api,” kata Gubernur, seperti dikutip dari Harian Serambi Indonesia edisi 1 Agustus 2012.
Sayang seribu sayang. Idealnya, gubernur Aceh yang lama bermukim di Eropa ini berupaya mengembalikan kereta api Aceh, bukan sebaliknya. Sebagaimana kita ketahui, pembangunan jaringan kereta api di Eropa berhasil mengatasi masalah pengangkutan.  
'Monumen" Atjeh Tram di Banda Aceh. Foto diambil Juli 2012. Foto : Raihan Lubis
Tak hanya itu, sejarah mencatat, umumnya wilayah-wilayah yang dilintasi dan dijadikan stasiun, berkembang menjadi daerah yang ramai bahkan menjadi kota. 
Dengan adanya stasiun, akses ke suatu wilayah menjadi terbuka, perekonomian meningkat, serta mobilitas penduduk dan pemukiman terpacu. Bukankah ini sebuah peluang untuk membuka keterisolasian sejumlah daerah di Aceh ?
Irigasi penting, tetapi pembangunan trasnportasi kereta api juga penting rasanya -jika kita berniat ingin menjadikan Aceh sebagai daerah yang maju dan berkembang untuk masa yang akan datang. Lihatlah di kota-kota maju di belahan dunia sana, transportasi kereta api menjadi sebuah kemutlakan.
Dus,  jika rindu melihat loko di Aceh, kunjungilah halaman swalayan Barata di Jln. Sultan Alaidin Mahmud Syah, Banda aceh. Di pojok kiri bagian depan bangunan , teronggok sebuah loko tua peninggalan Belanda . Bolehlah berfoto-foto di dekatnya sembari berangan-angan. Hitung-hitung mengunjungi salah satu situs sejarah di Aceh. Karena di tempat itu dulu berdiri stasiun kereta api Kutaraja.
Spanduk di kantor PT KAI, Banda Aceh, Juli 2012. Foto: Raihan Lubis
Sementara itu, kantor Pusat Aset Non Produksi Wilayah 14 Aceh milik PT Kereta Api Indonesia (KAI), yang terletak di jalan Iskandar Muda, Banda Aceh, cukuplah mengurus kontrak dan sewa lahan PT KAI saja. Seperti yang diumumkan lewat spanduk yang dipasang di depan kantornya. Alamak.(nur raihan lubis)

Kantor PT KAI di Banda Aceh. Foto diambil Juli 2012. Foto: Raihan Lubis

Referensi :

http://oase.kompas.com/read/2011/07/21/10045816/Sejarah.Kereta.Api.di.Indonesia
http://wikipedia.org
http://raihanlubis.blogspot.com/2012/08/atjeh-tram-riwayatmu-kini.html

Tur Sejarah Kereta Api

Provinsi Jawa Tengah, khususnya kota Semarang menjadi penting dalam sejarah perkeretaapian Indonesia. Pembangunan sistem perkeretaapian pertama oleh Hindia Belanda dimulai dari kota ini yaitu stasiun Samarang NIS sampai dengan desa Tanggung sepanjang 26 Km. Peresmian dilakukan dengan pencangkulan pertama oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr LAJ Baron Sloet van den Beele pada hari Jumat 17 Juni 1864. Setelah selesai, jalur lintas kereta api ini dioperasikan untuk memenuhi keperluan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867. Pembangunan jalur rel kereta api pertama ini dilakukan oleh perusahaan swasta Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV NISM), dibawah pimpinan Ir JP de Bordes.
Pembangunan jalur jalan rel untuk kereta api tersebut kemudian dilanjutkan oleh perusahaan-perusahaan lain dari negeri Belanda baik di Jawa, Sumatra dan Sulawesi hingga menjadi sebuah jaringan yang utuh seperti yang dapat dilihat sekarang ini. Namun sayang beberapa jalur kereta api tersebut saat ini sudah ditutup dan hanya tersisa bekas-bekas dan kenangan bahwa pada masa lalu terdapat jalur kereta api di wilayah tersebut.
Pusat Pelestarian Benda Dan Bangunan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) berinisiatif untuk membuka kembali beberapa jalur bersejarah dan memiliki keunikan tersendiri untuk dapat dinikmati oleh generasi sekarang dan akan datang dalam bentuk pariwisata sejarah perkeretaapian Indonesia. Pariwisata ini lebih difokuskan pada penyampaian pesan-pesan moral bahwa hilangnya suatu sistem pada suatu kawasan maka akan berpengaruh pada nilai sosial dan budaya masyarakat.
Pusat Pelestarian Benda Dan Bangunan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) memotivasi masyarakat untuk selalu memelihara dan melindungi Benda Cagar Budaya yang merupakan aset bangsa ini agar proses pengembangan budaya dan sosial dalam suatu kawasan dapat berkesinambungan.
Obyek-obyek Pariwisata Sejarah Perkeretaapian, antara lain :
Ikon Kereta Wisata Deskripsi Jalur Wisata
spoor_ambarawa_icon
Ambarawa
Kereta wisata Ambarawa (Jawa Tengah) ditarik lokomotif uap bergigi B25 02 atau B25 03 yang menarik 2 (dua) kereta penumpang berdinding kayu. Di dinding kereta penumpang tidak ada kaca jendela sehingga penumpang dapat menikmati semilir angin nan sejuk dan indahnya pemandangan selama 2 (dua) jam perjalanan
Ambarawa - Bedono (9 km)
dan
Ambarawa - Tuntang (10 km)
makitam_icon
Kereta Wisata Danau Singkarak dan Mak Itam
Kereta wisata Padang Panjang - Sawah Lunto yang melintasi Danau Singkarak menjadi salah satu pemandangan menarik yang disuguhkan dalam perjalanan ini, dan juga Kereta wisata "Mak Itam" dengan lokomotif uap E10 60 yang menarik kereta penumpang berdinding kayu. Yang membuat sensasi luar biasa dan nostalgia adalah ketika kereta wisata ini memasuki terowongan Lubang Kalam dengan diiringi asap dan lengkingan suara dari lokomotif uap
Padang Panjang - Sawahlunto - Muara Kalaban (9 km)
jaladara_icon
Jaladara
Kereta Wisata Jaladara ditarik lokomotif uap C12 18 akan melewati Jalan Slamet Riyadi, jalan utama kota Solo (Jawa Tengah), dan akan singgah di beberapa  tempat perhentian dalam satu trip pulang pergi, diantaranya industri kreatif di Solo yaitu industri batik di Kampung Laweyan, Loji Gandrung, keraton Solo dan lain-lain. Selain itu penumpang dapat merasakan sensasi naik kereta uap kuno di tengah kota
Purwosari - Solo Kota (6 km)
lori1
Lori Wisata Kaliraga Berkereta Api menikmati Wisata Alam, Budaya, dan Sejarah Nusantara menggunakan Lori Wisata Kaliraga (Kalibaru - Mrawan - Garahan), menikmati keindahan panorama alam pegunungan dan kebun kopi. Kalibaru - Mrawan - Garahan (15km)
218126_217397741607450_100000116760730_1006282_501126_n
Wisata Kereta Api Tanjung Priuk - Jakarta Kota. Perjalanan wisata  menyusuri jalur kereta api yang mempunyai jalur elektrifikasi pertama di Indonesian yaitu dari Tanjung Priuk sampai dengan Master Cornelis (Jatinegara) serta menikmati keindahan arsitektur bangunan cagar budaya perkeretaapian Indonesia. Jakarta Kota - Jatinegara -Tanjung Priuk (30 km).
slidemedan1 North Sumatra Vintage Memories Perjalanan wisata menikmati keindahan jalur kereta api peninggalan Deli Spoorweg Maatschapijj, jalur kereta api eksotik di utara pulau Sumatra. Dengan lokomotif diesel hidrolik yang masih terawat hingga kini, dan juga menggunakan kereta wisata maupun reguler menjadi satu perjalanan menembus sejarah kejayaan kereta api ranah Medan. Medan - Belawan - Siantar - Tebing Tinggi



Unit Pelestarian Benda dan Bangunan

PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Stasiun Gambir, Lantai 2
Jalan Medan Merdeka Timur 17
Jakarta 10110
Phone: +62 21 37095553, +62 21 3516061
Fax: +62 21 37175959
email : heritage@kereta-api.co.id

Treeng Travelindo
JalanTeuku Nyak Arief 333C 
Rawasakti Jeulingke Banda Aceh
Phone: +62 651 7557213, +62 65171101191
email : treengdc@yahoo.com

Tiket Kereta Api Pulau Jawa


CUSTOMER SERVICE / CONTACT CENTER 121/021-121

Cukup dengan satu tiket & sekali reservasi

Anda sudah dapat menggunakan transportasi antar moda
Yang hemat & efisien

PROSEDUR PEMESANAN TIKET TITAM
(TIKET TERPADU ANTAR MODA) BERIKUT REFUND,CANCEL & RE-SCHEDULE

E-tiket merupakan sebuah lembaran print out hasil reservasi dari system reservasi yang artinya tanpa print out pun anda sudah terdaftar sebagai penumpang Moda Transportasi yang bersangkutan, maka dari itu cukup catat kode booking saja dan anda bisa print ulang ke e-tiket di loket penjualan moda yang bersangkutan sebelum anda check in dengan menyebutkan kode booking yang diberikan dan menunjukan kartu identitas yang sesuai dengan nama yang tercatat di kode booking tersebut.

Pengertian :
Kode booking
Kode registrasi yang diperoleh setelah proses pemesanan sukses dilakukan, kode booking merupakan kode privasi system ticketing.

Barcode
Adalah gambar/tanda yang apabila dilihat dengan alat scanner dapat tercetak maupun terlihat berupa atau nama suatu barang.

Nomor Tiket
Adalah nomor yang tertera dalam tiket yang merupakan nomor identitas daripada tiket tersebut.

Fasilitas Tempat Duduk
Dalam system ini pemilihan tempat duduk dapat dilayani sesuai permintaan calon penumpang selama tempat duduk masih tersedia dan fasilitas ini hanya disediakan pada pelayanan karcis melalui pemesanan, apabila calon penumpang tidak memilih lokasi tempat duduk maka secara otomatis pemilihan akan dilakukan oleh system.

Re-Schedule
Adalah perubahan jadwal keberangkatan yang dilakukan salah satu pihak bias dari pihak penumpang bias juga dari Moda Transportasi kondisinya bias dimajukan bias juga diundurkan dari jadwal semula yang disepakati.

Refund
Adalah proses pengembalian bea tiket antar moda karena pembatalan yang hanya dapat dilakukan pusat penjualan Moda Transportasi pemberangkatan penumpang yang bersangkutan dengan bukti tiket yang sah.

PROSEDUR PEMESANAN TIKET TITAM
  1. Penumpang mendatangi loket penjualan tiket khusus layanan Titam yang saat ini terdapat di masing-masing Moda Transportasi yang beroperasi.
  2. Penumpang mengisi form pemesanan tiket yang telah disediakan kemudian diserahkan kepada petugas loket.
  3. Penumpang memilih rute perjalanan Titam dengan menggunakan minimal 2(dua) Moda Transportasi moda yang berbeda saat pemesanan dengan jadwal keberangkatan dimulai dari H-30 sampai dengan H -1
  4. Penumpang membayar harga tiket yang telah dipesan sesuai dengan pejumlahan biaya tiket moda dari awal keberangkatan sampai tujuan akhir.
  5. Penumpang menerima tiket dari petugas loket dan mencek kembali informasi yang tercetak pada tiket.
  6. Pemesanan tiket selesai.

CHEK IN
  1. Penumpang memperlihatkan tiket fisik dan identitas diri kepada petugas chek in untuk proses pemeriksaan pada masing-masing moda yang sesuai dengan rute keberangkatannya.
  2. Apabila sesuai penumpang dapat langsung berangkat dengan moda yang akan digunakan.

PROSEDUR REFUND
Syarat-syarat Refund :
  1. Salah satu atau lebih Moda transportasi mengalami kendala keberangkatan.
  2. Terjadinya bencana alam.
  3. Refund karena point 1 dan 2 tidak akan dikenakan biaya administrasi.
  4. Dalam kondisi tertentu Moda Transportasi dapat memberikan konpensasi berupa solusi alternative keberangkatan lain sehingga penumpang sampai pada rute yang selanjutnya.
  5. Penumpang akan diberikan informasi dari Moda Transportasi yang bersangkutan mengenai kendala yang terjadi untuk antisipasi.
Penumpang/customer:
  1. Penumpang mengisi formulir refund yang telah disediakan.
  2. Penumpang memberikan formulir yang telah diisi. Tiket fisik serta memperlihatkan identitas diri untuk proses validasi oleh petugas loket
  3. Penumpang menerima uang Refund tiket dari petugas loket
  4. Penumpang menandatangani tanda terima penerimaan uang untuk disimpan oleh petugas loket sebagai bukti dokumen.

PROSEDUR CANCEL (keinginan penumpang)
Syarat-syarat persetujuan cancel tiket :
  1. Cancel dapat dilakukan apabila penumpang melapor minimal 30 menit sebelum waktu keberangkatan.
  2. Pengajuan cancel akan dikenakan pemotongan biaya administrasi sebesar 25% dari harga tiket
  3. Pada proses pembatalan tidak boleh diwakilkan keoada orang lain harus penumpang yang bersangkutan yang tertera dalam tiket dengan menunjukan identitas diri.
  4. Proses pembatalan harus sesuai dengan rute Titam yang dipesan oleh petugas dari awal sampai akhir tujuan.
  5. Pembatalan hanya dapat dilakukan di loket khusus penjualan Titam.
Penumpang/customer :
  1. Penumpang dating ke loket awal pada saat pelaporan pembatalan tiket.
  2. Penumpang menyerahkan bukti tanda terima pembatalan dan kartu identitas kepada petugas loket untuk dilakukan pengecekan.
  3. Penumpang menerima uang pembatalan tiket dari petugas tiket.

PROSEDUR RE-SCHEDULE TICKET
Syarat & Kondisi Re-Schedule :
  1. Perubahan dilakukan atas keinginan penumpang bukan atas kesalahan Moda Transportasi.
  2. Perubahan harus dilakukan dari rute awal sampai rute akhir keberangkatan.
  3. Re-schedule dapat dilakukan paling lambat H-1 sebelum hari keberangkatan.
  4. Biaya adminstrasi akan dikenakan sebesar Rp.10.000 pertiket / per penumpang
  5. Re-Schedule hanya dapat dilakukan 1 kali saja per kode booking selanjutnya hanya dapat dilakukan refund tiket saja.
Petugas Loket :
  1. Petugas memberikan formulir permohonan reschedule dari penumpang
  2. Petugas menerima tiket fisik identitas diri dari formulir yang telah diisi penumpang.
  3. Petugas melakukan pengecekan pada system untuk mengetahui ketersediaanya rute yang akan dipilih oleh penumpang untuk mengganti rute / sebelumnya.
  4. Apabila rute yang dimaksud masih terdapat kapasitas tempat duduk maka petugas mengupdate pada system reservasi untuk mengganti rute awal dengan rute yang baru.
  5. Petugas meninputkan pada system biaya re-schedule sebesar Rp.10.000,- untuk ditagih kepada penumpang.
  6. Petugas menginformasikan terlebih dahulu selisih harga yang harus dibayar oleh penumpang (jika ada) dan biaya adminstrasi .
  7. Petugas menerima uang dari penumpang atas transaksi reschedule yang telah dilakukan
  8. Petugas mencetak tiket yang telah berisi informasi rute yang baru kemudian diberikan kepada penumpang.
Hubungi
Treeng Travelindo Banda Aceh
0651-7557 213 / 085297 667 117

Jumat, 06 Januari 2012

Sekolah Mengemudi ‘Abal-abal’ Segera Ditertibkan

  
Medan, (beritasumut.com)
Dalam upaya meningkatkan kesadaran berlalu lintas dan mengurangi  bahaya kecelakaan lalu lintas di Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Ditlantas Polda Sumut akan menertibkan sekolah mengemudi yang "abal-abal" melalui program sertifikasi dan supervisi bagi para pengusaha sekolah mengemudi.
Hal ini dikatakan Kasubid Regiden Ditlantas Polda Sumut AKBP Nanang kepada wartawan di ruang kerjanya, Jalan Putri Hijau, Medan, Kamis (26/05/2011).
Menurutnya, penertiban melalui program supervisi itu penting, sebab untuk keselamatan manusia dalam berkendara diperlukan sekolah mengemudi yang menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang menunjang pengemudi menjadi terampil saat berkendara di jalan raya.
"Program supervisi untuk penertiban sekolah mengemudi akan kita lalukan. Namun, kita tetap profesional dan bertindak fair dalam melakukan penertiban sekolah mengemudi di daerah ini. Dan, yang pasti tetap mengacu kepada UU No 22 tentang keselamatan dalam berlalu lintas," katanya.
Dijelaskannya, sedikitnya ada 50-an sekolah mengemudi di Kota Medan yang perlu ditertibkan. Bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Tenaga Kerja, kepolisian akan terus mengkaji lebih dekat tentang keberadaan sekolah mengemudi yang meliputi sarana dan prasarana, SDM, metode yang diajarkan, kurikulum, administrasi hingga perizinannya.
"Banyak hal yang akan kita supervisi di sekolah mengemudi. Dan, semua sekolah mengemudi yang telah data akan kita supervisi termasuk sekolah mengemudi yang baru diresmikan di Jalan Bilal yaitu Medan Safety Driving Centre (MSDC)," tambahnya.
Disinggung mengenai dugaan peran pihak MSDC dalam pengurusan dan pembuatan SIM, Nanang menegaskan, tidak satu pun sekolah mengemudi di Sumut berhak mengurus dan mengatur pembuatan SIM.
Meski telah lulus dari sekolah mengemudi seperti halnya MSDC, namun kepolisian tetap akan melalukan ujian kepada masyarakat yang ingin memperoleh SIM jenis apapun. "Semua pembuatan SIM tetap kita uji, tidak ada jaminan kalau dari MSDC pasti lulus, itu tidak benar," tegasnya.
Di sisi lain, Nanang juga membuka kesempatan kepada pengusaha sekolah mengemudi yang belum lulus sertifikasi dan supervisi agar segera melakukan pembenahan dan perbaikan untuk bisa melayani dan mendidik masyarakat dalam berkendara. (BS-021)